JENDELA INFORMASI, KEDIRI – Hobi tersalurkan, cuan berdatangan. Itulah kata-kata yang tepat menggambarkan perasaan Hariadi saat ini.
Berkat keuletannya dalam membudidayakan burung kenari jenis merah lokal atau merlok. Lelaki asal Lingkungan Kleco, Kelurahan Jamsaren, Kecamatan Pesantren, Kota Kediri, Jawa Timur ini mampu mendapatkan penghasilan yang tidak sedikit.
Dalam satu bulan, pria yang juga bekerja sebagai karyawan di salah satu rumah sakit di Kota Kediri inipun mampu mendapatkan uang sebesar 3 – 4 juta rupiah, dari hasil penjualan kenari yang ia lakukan.
Hariadi mengaku, jika selama ini dirinya tak pernah merasa kesulitan untuk menjual kenari-kenari hasil budidayanya. Ini seiring angka permintaan terhadap kenari merlok terbilang tinggi.
Menurut Hariadi, kenari merlok memiliki keunikan tersendiri bagi para pecinta burung kenari. Keunikan itu berada dari sisi warna yang dimiliki dari jenis kenari satu ini yang dinilai memiliki warna cerah dan bagus.

Dalam perawatannya, tidak ada perbedaan yang cukup signifikan bila dibandingkan dengan perawatan kenari pada umumnya. Hanya saja, untuk kenari merlok perlu diberikan makanan berupa sawi hijau secara ekstra, untuk membuat warna merah dari kenari merlok kian pekat dan menyala.
“Untuk perawatan merlok poin utamanya lebih ke pemberian sawi hijau secara rutin. Ini untuk mendongkrak warna kenari merlok kian pekat. Selebihnya untuk penjemuran kenari merlok diperlukan waktu 15 – 20 menit pada saat memasuki tahapan mutasi warna,” ujarnya.
Hariadi mengatakan, untuk pembeli kenari dari hasil budidayanya tak hanya datang dari Kediri saja, melainkan dari daerah lain seperti Sidoarjo, Malang, hingga Surabaya.
“Rata-rata mereka membelinya secara online. Dan kami kirim melalui via kereta,” terangnya. Untuk satu burung kenari merlok hasil budidaya Hariadi dijual dengan harga 300 – 400 ribu rupiah untuk usia 3 bulan. Sedangkan untuk usia dewasa dijual dengan harga 900 – 1 juta tergantung dari kualitas burung yang dijual.