JENDELA INFORMASI, KEDIRI – Ratusan mahasiswa Agama Islam Negeri (IAIN) Kediri pada Kamis (27/2) kemarin menggelar aksi unjuk rasa di area kampus mereka.
Ada sejumlah persoalan yang mendasari para mahasiswa ini akhirnya turun aksi dan meluapkan kekesalan.
Dengan membentangkan spaduk dan puluhan poster, mahasiswa ini mendesak Rektor menandatangani sejumlah tuntutan diminta.
“Ada lima tuntutan dari kami. Pertama berkenaan dengan transparansi penyesuaian efisiensi anggaran, terutama di bidang fasilitas kampus dan anggaran mahasiswa,” ujar Koordinator Lapangan (Korlap) Aksi Aliansi Mahasiswa IAIN Kediri Ahmad Yusuf Muzakki.
Selain itu, mahasiswa juga mendesak pembenahan mekanisme program baca tulis alquran (BTQ) dan praktik ibadah (PIBD) yang diadakan kampus IAIN Kediri.
Kemudian, mahasiswa juga menuntut kejelasan transisi IAIN menuju UIN, serta mengevaluasi program Kartu Indonesia Pintar (KIP).
Tidak hanya itu, mahasiswa juga menuntut kampus menindak tegas pelaku pelecehan seksual.
Yusuf mengatakan, pihak kampus berdalih sudah memiliki SK rektor tentang saksi bagi pelaku pelecehan seksual.
“Tapi maaf, karena memang minimnya publikasi dari kampus, sehingga kami mencari SK-nya cukup sulit,” sambungnya.
Menanggapi aksi ini, Rektor DR H Wahidul Anam, M.Ag didampingi Wakil Rektor dihadapan ratusan Mahasiswa mengatakan terkait transformasi IAIN Kediri menuju UIN ini mulai tahun 2022 ketika dirinya menjabat sebagai rektor.
“Embrionya itu telah dimulai dari bapak rektor sebelumnya. Dan alhamdulillah sejak awal IAIN Kediri ini secara administratib dan subtantib ini memenuhi syarat,” ujarnya.
“Surat ijin prakarsa penerbitan Kepres dari IAIN Kediri menuju UIN SYEKH WASIL ini juga berjalan agak lama. Karena harus mendapatkan persetujuan 5 Kementerian”
“Dan Kemarin saya lacak bahwa SK ini sudah di paraf oleh bapak Menteri Agama,” imbuhnya.
Sementa itu, setelah 5 tuntutan para mahasiswa ditandatangani oleh rektor, ratusan aksi demonstrasi mahasiswa membubarkan diri.