JENDELA INFORMASI, KEDIRI– Suara riuh menjadi hening seketika. Saat salah satu personal tim paduan suara Hj Khoirun Nisa Suroto warga RT 25. Membacakan secarik puisi bait demi bait berjudul ‘Kerawang – Bekasi’ hasil karya Chairil Anwar. Kalimat disampaikan sangat puitis. Diantaranya berbunyi ” teruskan jiwa kami, menjaga Bung Karno, menjaga Bung Hatta, menjaga bung Syahrir,” diatara penggalan bait itu disampaikan bersamaan pada detik detik memperingati HUT Kemerdekaan RI ke 80 tahun, dari mimbar bebas malam renungan 16 agustus 2025. RW 05 Lingk Bence Kel Pakunden Kec Pesantren Kota Kediri.
Nama Bung Karno tidak hanya disebut oleh sang deklamator pembaca puisi, tetapi juga diulas tuntas tentang perjuangannya. Oleh pemateri Kyai Imam Mochtar Ahmad.
Mochtar menyampaikan bahwa,” kekuatan Indonesia terletak pada Bhinaka Tunggal Ika atau pada sila ke 3, persatuan Indonesia. Dalam rancangan pembukaan UUD 45 yang terkenal dengan Piagam Jakarta, 22 Juni 1945 : Ketuhanan dengan Kewajiban menjalankan Syariat Islam bagi pemeluk pemeluknya. Ternyata sahabat lain merasa Keberatan. Akhirnya Islam legowo. Sehingga menjadi Ketuhanan yang maha Esa. Inalah contoh semangat persatuan Indonesia,” urainya.
Disisi lain Ia juga menyampaikan,” ketika Jepang di bom atom dan menyerah tanpa syarat kepada sekutu pada 14 Agustus 1945. Para Pemuda sempat menyandra Bung Karno untuk segera memproklamasikan kemerdekaan. Tapi Bung Karno tidak gegabah dan punya pertimbangan lain dan akhirnya baru 17 Agustus dilaksanakan, ” tuturnya.

” Ketika penetapan Bung Karno dan Bung Hatta sebagai Presiden dan Wakil Presiden, para tokoh tokoh lain juga bisa legowo tidak menolaknya. Inilah semangat Persatuan yang dicontohkan pendahulu kita,” Dan Indonesia begitu beragam terdiri dari 17 ribu lebih pulau, 1.300 suku dan 700 bahasa, tetapi tetap bersatu dalam bingkai Negara Kesatuan Indonesia. NKRI Harga Mati. Merdeka,” pungkasnya.
Kegiatan yang dimotori oleh para sinoman dan tokoh masyarakat itu menyedot perhatian masyarakat. Khususnya warga Lingkungan RW 05 tumpah ruah membaur jadi satu. Kerumuanan warga membentuk lingkaran membujur dari panggung utama, Bence gang 1 hingga paling ujung timur.
Acara sangat Khidmat, saat warga ikut menata Jejeran gunungan tumpeng dan nasi kotak, menunggu giliran untuk mendapatkan barokah Do’a dari sang kyai.
Selain itu malam renungan juga diisi iringan musik bernuansa Islami oleh kelompok Rebana Mushola Mutmainah RT 26 hasil binaan Ustad Yahya. Para penabuh yang didominasi oleh ibu ibu ini menggunakan balutan hijab berwarna putih kerudung merah. Menambah acara malam renungan HUT Kemerdekaan RI ke 80 semarak tapi tetap khidmat.