JENDELA INFORMASI, KEDIRI – Sejarah Masjid Subulussalam Desa Bence Kelurahan Pakunden Kecamatan Pesantren Kota Kediri berdiri pada tahun 1870 sejak jaman Belanda.
Tokoh karismatik yang berperan dalam pendirian Masjid Subulussalam saat itu adalah beliau kyai Imam Masyhud ( Kakek dari Kyai Imam Mochtar Ahmad dan Kyai Moh. Salim Ridlwan).
Berasal dari Desa Setono Gedong. Sekarang Jl Monginsidi Kota Kediri. Pada tahun 1910 Kyai Imam Masyhud mulai menetap tinggal di Desa Bence.
Jauh sebelum kyai Imam Masyhud akhirnya menetap di Desa Bence ini, disini sudah ada bangunan berupa masjid / Langgar angkringan yang menyatu dengan Kantor Kenaiban sekarang sebutanya Kantor Urusan Agama ( KUA ).
Untuk memakmurkan Masjid, kemudian kyai Imam Masyhud mulai mendirikan majelis ngaji Damparan / Sorogan. Saat itu beliau juga dikenal memiliki banyak santri yang berasal dari dalam maupun luar kota.
Madjid Subulussalam, diketahui Pertama kali melaksanakan Sholat Jumat Pada tahun 1940.
Selaku Imam sekaligus Khotibnya Kyai Haji Syekh Muhammad Ma’ruf yang berasal dari Pondok Pesantren Kedunglo Kota Kediri. Beliau juga menjabat sebagai Mustasyar periode pertama di Pengurus Besar Nahdlatul Ulama ( PBNU ).
Kalau menurut sejarahnya bahwa gema Masjid Subulussalam selalu makmur. Sampai saat ini Geliat kegiatan yang melibatkan jamaah selalu ramai. Ditambah lagi, tempatnya yang strategis di jalan poros Nasional yang menghubungkan kota Blitar, Tulung Agung Surabaya, Solo, Jogja dan Kota kota Besar lainya. Sehingga banyak jama’ah yang mampir untuk ikut menunaikan Sholat.
Sampai saat ini pada bulan puasa tahun 1446 H / 2026 M seperti sekarang, tidak sedikit kegiatan yang dilaksanakan.
Utamanya kegiatan menyangkut ibadah.
Diawali dengan acara Megengan bersama, Sholat Tareweh, pengajian menjelang berbuka bersama, Pondok Romadhon, Taddarus, peringatan Nuzulul Qur’ an, Takbir keliling dan Sawalan Selaturohim masal yang di ikuti oleh umum. Untuk Start dimulai dari Masjid Subulussalam dilakukan setelah Sholat Idul Fitri.
” Panitia setiap sore sudah menyiapkan takjil dan konsumsi sebanyak kisaran 200 untuk yang mengikuti pengajian acara buka bersama,” tutur Kyai Imam Mochtar Ahmad.
Lebih lanjut Ia mengatakan, kalau konsumsi ini disediankan selain menggunakan Infaq masjid juga atas Sodoqoh dari warga lingkungan Bence.
Tentang podok Romandhon Kyai Imam Mochtar Ahmad menyinggung, kalau peserta lebih ditekankan adalah anak anak.” Betul kegiatan pondok Romadhon kita laksanakan selama bulan Romadhon setiap minggu pagi,” pungkasnya.